LAI membuat Agama baru
Pertanyaan buat penganut allah berjumlah 3
(allah Tritunggal 3 pribadi)
Pertanyaan'y bgini :
Mengapa Firman yg bersuara di atas langit kalean akui Bapa?
Tapi mengapa Firman yg sedang berada di bawah langit alias sdg (di bumi) kalean TOLAK / tdk diakui Bapa ?
Monggo lanjut !!!
Ga usah OOT...
Allah Only atau JESUS Only!
Pernyataan dan pertanyaannya sdra Tulus Setia Slama'nya, baik, untuk membuka wawasan kita selama ini, sudah keliru, denggan menggunakan kata Allah. Sebab tanpa kata satu yang mengikuti sesudah kata Allah, Allah itu sendiri artinya satu. Sebab arti dari kata Allah itu sendiri, tidak ada "Ilah" yang lain, selain Ilah itu sendiri yang "Hak" disembah, yang disebut dengan sebutan Allah, itulah kepercayaanya sdra-sdri kita dari Arab. https://id.wikipedia.org/wiki/Ilahi
Maka kata Allah itu adalah YAKHID (WAHID) dan bukanlah ECHAD (AHAD)!
ESA memiliki makna jamak. ... ECHAD (AHAD) adalah kesatuan dari yang jamak. Ia berarti "esa", "pertama", "satu", yaitu kesatuan yang kompleks, bukan kesatuan yang absolut. Istilah YAKHID (WAHID)-lah yang berarti "satu-satunya" (tunggal), "satu yang absolut" (hanya).
Jika mendengar kata 'AHAD, maka dalam pikiran orang Semit akan tergambar sesuatu yang tidak dapat diterapkan operasi matematika, sedangkan operasi matematika (tambah/kurang) masih dapat dilakukan pada kata WAHID.
Baik Adjektiva Ibrani אֶחָד - 'EKHAD, "esa", "pertama", "satu", maupun Adjektiva/ Substantive Ibrani: יָחִיד - YAKHID, "tunggal", "satu-satunya", "tunggal", "saja", "hanya", "sendiri", berasal dari akar kata induk " ח - KHET" dan " ד -DALET". Aksara KHET dalam tulisan proto-sinaistik -- Ibrani Kuno -- merupakan gambar "tembok" atau "dinding"; sedangkan aksara DALET, Ibrani Kuno: DAL, merupakan gambar "pintu".
Gabungan kedua aksara yang merupakan simbol itu bermakna "kesatuan". Tembok atau dinding memisahkan bagian dalam dari bagian luar kemah atau rumah. Hanya melalui pintu, seseorang dapat masuk atau keluar, thus bagian luar dan bagian dalam dipersatukan oleh pintu.
Gabungan aksara " ח - KHET" dan " ד -DALET", yaitu חַד - KHAD, adjective , baik dalam bahasa Ibrani maupun Aram, diterjemahkan menjadi "satu".
Gabungan aksara " ח - KHET" dan " ד -DALET", yaitu חַד - KHAD, adjective , baik dalam bahasa Ibrani maupun Aram, diterjemahkan menjadi "satu".
Kata אֶחָד - 'EKHAD (Arab: 'AHAD), "esa", adalah kata חַד - KHAD yang dibubuhi aksara 'ALEF di mukanya. Aksara " א - 'ALEF" dalam bahasa Ibrani Kuno merupakan gambar kepala kerbau yang melambangkan kekuatan, kekuasaan, kepemimpinan.
Dan kata אֶחָד - 'EKHAD adalah kesatuan dari yang jamak, seorang manusia adalah kesatuan dari tubuh, nafas, jiwa, pikiran, perasaan. Suatu keluarga adalah kesatuan dari ayah, ibu, anak. Suatu pohon adalah kesatuan dari akar, batang, cabang, dahan, ranting, daun. Inilah makna kata "EKHAD" yang diterjemahkan menjadi "esa", "pertama", "satu", yaitu kesatuan yang kompleks, bukan kesatuan yang absolut.
Kata יָחִיד - YAKHID (Arab: WAHID), "tunggal", berasal dari kata יָחַד - YAKHAD, yaitu kata חַד - KHAD yang dibubuhi aksara YOD di mukanya. Dalam bahasa Ibrani Kuno, aksara YOD merupakan gambar telapak tangan yang menggenggam.
Kata יָחַד - YAKHAD ini pun berarti "satu", "kesatuan"; satu dalam genggaman. יָחַד - YAKHAD adalah חַד - KHAD dalam genggaman tangan, diterjemahkan dengan "satu-satunya", "tunggal", "hanya", "saja", "sebatang kara", sering dihubungkan dengan anak "tunggal".
ELOHIM Allah yang Esa, PLURAL OF MAJESTY
Yahudi Rabinik, Yahudi Mesianik dan Kristen mengimani Elohim yang Esa (bukan jamak, bukan ilah-ilah). אֱלֹהִים - 'ELOHIM secara bentuk kata kita tahu bahwa "ELOHIM" ini adalah a plural form, tetapi secara grammatically diperlakukan sebagai singular noun, karena naskah Ibrani-nya menggunakan verba dalam form singular. Keseluruhan Alkitab mengkonfirmasi bahwa 'ELOHIM yang ditulis pada awal Kitab Suci adalah Sang Pencipta Alam Semesta (bandingkan: Nehemia 9:6; Yesaya 44:24; 45:18; Maleakhi 2:10; Kisah Rasul 17:24-25; Roma 1:25; 1 Petrus 4:19; Wahyu 4:11), tidak ada pengajaran Alkitab dimana "ilah-ilah" menciptakan alam semesta, itulah makna Plural of Majesty untuk kata ELOHIM yang disaksikan oleh Musa dan para nabi sejak Kitab Kejadian 1:1.
BENTUK PLURAL MAJESTY
Benar, bahwa kata אֱלֹהִים - 'ELOHIM adalah bentuk jamak karena akhiran ים ; yod-mem merupakan akhiran jamak, namun kata ini bermakna tunggal dilihat dari konstruksi kalimat, kata kerja yang digunakan maupun kata-kata lain yang berhubungan dengan kata itu.
Bahasa Ibrani dalam menggambarkan sesuatu yang besar, yang mulia sering menggunakan 'kata-jamak' tetapi dalam pengertian 'single', misalnya kata 'Heaven' juga ditulis dalam bahasa Ibrani-bentuk jamak שָׁמַיִם - SYAMAYIM.
Bentuk jamak אֱלֹהִים - 'ELOHIM dikenal dengan istilah 'plural of majesty', "bentuk jamak keagungan". Untuk menggambarkan Sang Pencipta yang Mahabesar.
Ini ada sebuah tulisan dari kalangan Mesianik Yudaisme:
Benar, bahwa kata אֱלֹהִים - 'ELOHIM adalah bentuk jamak karena akhiran ים ; yod-mem merupakan akhiran jamak, namun kata ini bermakna tunggal dilihat dari konstruksi kalimat, kata kerja yang digunakan maupun kata-kata lain yang berhubungan dengan kata itu.
Bahasa Ibrani dalam menggambarkan sesuatu yang besar, yang mulia sering menggunakan 'kata-jamak' tetapi dalam pengertian 'single', misalnya kata 'Heaven' juga ditulis dalam bahasa Ibrani-bentuk jamak שָׁמַיִם - SYAMAYIM.
Bentuk jamak אֱלֹהִים - 'ELOHIM dikenal dengan istilah 'plural of majesty', "bentuk jamak keagungan". Untuk menggambarkan Sang Pencipta yang Mahabesar.
Ini ada sebuah tulisan dari kalangan Mesianik Yudaisme:
- "The word 'ELOHIM is plural in form but singular in meaning, here construed with a singular verb, 'He created,' not 'They created.' (However, see Genesis 35:7 'ELOHIM 'They were revealed' to him. Also, see Psalms 58:12). This plural is called 'plural of majesty'. So in the word for G-d we have the idea of plurality in unity, the One G-d who is 'EKHAD, 'one' in the sense of complex unity, not YAKHID, 'one' in the sense of absolute, uncompounded singleness. See these last two Hebrew words in Deuteronomy 6:4 and compare Genesis 2:24 and Judges 11:34."
Membaca ayat di atas, dan menyoroti kata Ibrani אֱלֹהִים - 'ELOHIM, bentuk kata 'ELOHIM ini adalah "plural" tetapi dalam ayat tsb menggunakan kata kerja tunggal: בָּרָא - BARA' (Dia Menciptakan), kata kerja untuk orang ketiga tunggal, bukan "BARU" atau "BARIM" (mereka menciptakan, kata kerja untuk orang ketiga plural)
Dalam ayat di atas kata kerja untuk kata "jamak keagungan": 'ELOHIM adalah: וַיַּרְא - VAYAR, 'dan Dia melihat,' yang berbentuk singular, bukan וַיִּרְאוּ - VAYIRU, 'dan mereka melihat', jamak (band. Kejadian 6:2)
Dengan adanya bentuk bentuk kalimat yang sudah dijelaskan dalam Kejadian 1:2, 3-4 kita bersama telah memahami bahwa ada "kalimat irregular": kata benda jamak menggunakan kata kerja singular. Kita memahami bersama maksud bentuk kalimat itu merujuk kepada adanya kata benda jamak dalam jenis "Plural of Majesty" (jamak keagungan).
Jadi, meskipun bentuk kata אֱלֹהִים - 'ELOHIM adalah jamak, kata itu -- terutama jika merujuk kepada TUHAN Allah -- berarti singular (tunggal) dengan menggunakan kata kerja bentuk singular.
Jika אֶחָד - 'EKHAD merujuk kepada kesatuan yang kompleks, maka יָחִיד - YAKHID berhubungan dengan kesatuan yang absolut.
Dan karena kata Allah itu adalah YAKHID (WAHID) dan bukanlah ECHAD (AHAD), maka penggunaan kata Allah di dalam seluruh Kitab Suci-Nya tidaklah tepat, sebab bertentangan dengan Hukum Yang TERUTAMA dan Yang PERTAMA dan seluruh Kalimat-Nya di dalam seluruh Kitab Suci-Nya disini :
a. Hukum TERUTAMA di Ulangan 6:4; Markus 12:29, yang dituliskan disini dengan kata Echad, dan bukanlah dituliskan dengan Yakhid.
- Ulangan 6:4
LAI-TB, Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Elohim kita, TUHAN itu esa ('EKHAD)!
KJV, Hear, O Israel: The LORD our Elohim is one LORD:
Hebrew,
שְׁמַע יִשְׂרָאֵל יְהוָה אֱלֹהֵינוּ יְהוָה ׀ אֶחָֽד ׃
Translit interlinear, SHEMA' {dengarlah} YISRA'EL {Israel} YEHOVAH {YHVH dibaca Adonai, TUHAN} 'ELOHEINÛ {Elohim kita} YEHOVAH {YHVH dibaca Adonai, TUHAN} EKHAD {esa}
b. Kata YHVH disini adalah Kata Kerja dan yang juga dengan Cara Kerja-Nya (HAYAH - HOVEH- YIHEYEH), oleh karena itu bukanlah Yakhid, tetapi Echad. Dan karena itu penulisan dengan kata Echad, menunjukan Cara Kerja-Nya, yang menyatakan bahwa Dialah Aktif dan Yang Hidup, itulah tujuan dari penulisan kata Echad. Sedangkan kata Yakhid tidaklah menunjukan Aktif dan tidaklah menunjukan Hidup. Ada tertulis : Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Yohanes 5:17
Jadi kata satu disini adalah Echad, dan bukanlah Yakhid, ada tertulis : Aku dan Bapa adalah satu." Yohanes 10:30
c. Dengan keberadaan kata Allah di dalam seluruh Kitab Suci-Nya, maka Kitab disini menjadi mati dan tidaklah hidup. Sebab kata YHVH yang tertulis di dalam seluruh Kitab Suci-Nya disini adalah Kata Kerja dan yang juga dengan Cara Kerja-Nya (HAYAH - HOVEH- YIHEYEH), oleh karena itu bukanlah Yakhid, tetapi Echad.
d, Kata Elohim adalah kata yang menunjukan Echad tetapi memiliki makna yang jamak, itulah arti dari kata ECHAD (AHAD) yang adalah kesatuan dari yang jamak. Maka kata yang tepat dalam penulisan di Kejadian 1:1 adalah dengan kata Elohim, dan bukannya dengan kata Allah! Ada tertulis : Pada mulanya Elohim menciptakan langit dan bumi. Kejadian 1:1
Bere'shit (In A Beginning) Bara (He Created, Verb Qal Perfect 3rd Masculine Singular) 'Elohim (Plural of Majesty) 'Et (To) Hashamayim (The Sky) Ve'et (And To) Ha'Arets (The Earth). Jadi dengan dua kata disini : 'Elohim (Plural of Majesty) yang adalah maksud Cara Kerja-Nya, yang diikuti dengan kata Bara (He Created, Verb Qal Perfect 3rd Masculine Singular), sudah menunjukan dari dari kata Echad. Sebab kata Elohim sendiri adalah kata Plural of Majesty yang artinya makna jamak, tetapi menunjukan Echad, maka kata yang mengkuti selanjutnya adalah kata Singular, yaitu kata Bara yang artinya : He Created, Verb Qal Perfect 3rd Masculine Singular.
Demikianlah kata וַיִּבְרָא - VAYIV'RA', di Kejadian 1:27"dan Dia menciptakan" adalah kata בָּרָא - BARA' {Dia menciptakan, Verb Qal Perfect 3rd Mas. Sing.} dengan konjungsi " וַ - VA" ("dan") di depannya.
e, Kata Elohim adalah kata yang menunjukan Echad tetapi memiliki makna yang jamak, itulah arti dari kata ECHAD (AHAD) yang adalah kesatuan dari yang jamak. Maka kata yang tepat yang mengutinya dari penulisan kata VAYOMER di Kejadian 1:3;1:6;1:9;1:11;1:14;1:20;1:24;1:26;1:29 adalah dengan kata Elohim, dan bukannya dengan kata Allah!
Demikianlah kata Yomar ini berlangsung di Kejadian 1:3-29 dengan kata (וַיֹּאמֶר) - VAYOMER, "dan Dia menciptakan" adalah kata (יֹּאמֶר) - Yomar' dalam stem Verb (PA'AL) Qal Imperfect 3rd Mas. Sing dengan konjungsi " וַ - VA" ("dan") di depannya.
Jadi dengan dua kata disini : 'Elohim (Plural of Majesty) yang adalah maksud Cara Kerja-Nya, yang diikuti dengan kata VAYOMER (He Will Say, Verb Qal Imperfect 3rd Masculine Singular), sudah menunjukan dari dari kata Echad.
Jadi dari pembukaan pertama Kitab Suci-Nya disini di Kejadian 1:1-29 , itu sudah menunjukan "Echad" kepada dunia Yahudi - Kristen dan seluruh dunia. Maka kata Allah tidaklah tepat dan tidaklah benar untuk diuji coba atau apapun dengan caranya manusia untuk mencobainya menempatkan kata Allah di dalam seluruh Kitab Suci-Nya disini!
f. Kata Elohim adalah kata yang menunjukan Echad tetapi memiliki makna yang jamak, itulah arti dari kata ECHAD (AHAD) yang adalah kesatuan dari yang jamak. Maka kata yang tepat dalam penulisan di Yohanes 1:1 adalah dengan kata Elohim, dan bukannya dengan kata Allah! Ada tertulis : Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Elohim dan Firman itu adalah Elohim. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Elohim. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Yohanes 1:1-3
Jadi yang menunjukan arti “Satu (Yakhid)” dari kata Allah itu adalah kata “Al”.
Contoh tentang kata "AL-MADINAH" dan "MADINAH". Madinah itu artinya kota, lalu kota yang mana yang dimaksud ? Bisa kota Jakarta maka penyebutannya menjadi "Madinah Jakarta". Begitu juga dengan "Madinah Bekasi" dan seterusnya. Lalu kalau disebut dengan kata "AL-MADINAH" maka yang dimaksud hanyalah satu-satunya kota yang bersejarah sebagai tempat hijrah dari bangsa Arab.
Jadi bangsa Arab disana, jika dengan menambah kata "Al", maka kata yang mengikutinya dari arti umum, menjadi makna khusus yang hanyalah sastu-satunya, sebagai penunjuk, bahwa tidak ada yang lain, selain dari kata itu! Dan itulah artii Yakhid yang adalah fungsinya dari penambahan kata "Al" pada kata "Ilah" sehingga menjadi kata "Allah".
Sebab kata Elah atau Ilah itu adalah kata generalistik atau kata umum, yang sasarannya belumlah JELAS! Dan setelah ditambah dengan kata "Al", barulah kata Elah itu diperjelas yang adalah maksud dari yang mereka tujukan sebagai kepercayaan sesembahannya mereka!
Al- Arabic: ال), Arabic prefix meaning "the" (definite article in Arabic)
Jadi dengan menambahnya kata Al, maka kata MADINAH itu dipersempit yang maksud ditujukan satu-satunya kota yang bersejarah di wilayah Arab, dan tidak ada yang lain, selain yang ada di Arab. Dan TIDAK ADA yang lain, selain yang ada di Arab, itulah fungsinya dari kata "Al", yang ditujukan kepada kata “Ilah” sebagai Hak sesembahannya bangsa Arab, yang berada di wilayahnya Arab.
Karena itu Sesembahannya bangsa Arab, hanyalah satu-satunya yang bersumber dari Arab, dan tidak ada berasal dari wilayah-wilayah lain (Ibrani – Aram – Yunani – Eropa – Indonesia dan lain-lain), selain hanyalah bersumber dari Arab.
1. Maka kata Elaha (Aram) – Alaha (Aram) – EloahH (Ibrani) – EloHim (Ibrani), tidaklah sama dengan kata Allah, sebab fungsi dari kata “Al” yang ada pada Allah, itu sudah menunjukan hanyalah satu-satunya “Ilah” yang adalah Hak bagi sesembahan bangsa Arab, dan yang hanyalah bersumber dari Arab, dan tidak berasal dari bangsa-bangsa lain, selain Arab itu sendiri.
2. Maka LAI disini telah melakukan pelanggaran Hukum, Sebab LAI telah meniadakan Elohim, dengan menggantikan kata Allah.
1. Tidak mengakui bahwa Elohim itu ada (Keluaran 20:2)
2. Mengumbar pemikiran bahwa ada elohim lain selain Elohim yang Kekal (Keluaran 20:3)
3. Menghujat Elohim (Keluaran 22:28)
4. Tidak menguduskan Nama Elohim (Imamat 22:3)
5. Menajiskan Nama Elohim (Imamat 22:32)
6. Tidak mengakui bahwa Elohim itu Esa, Kesatuan yang sempurna (Ulangan 6:4)
7. Tidak mengasihi Elohim (Ulangan 6:5)
8. Tidak takut akan Elohim dengan rasa hormat (Ulangan 6:13)
9. Mencobai Elohim (Ulangan 6:16)
10. Tidak menuruti jalan-jalan-Nya yang baik dan benar (Ulangan 28:16)
3. Kitab Kejadian - Keluaran - Imamat - Bilangan - Ulangan, semuanya ini yang disebut Kitab TORAH - Yahudi yang punya! Dan bukannya milik Kristen! Maka LAI disini telah melakukan pelanggaran Hukum, sebab LAI telah meniadakan Elohim, yang adalah Kitab Miliknya Yahudi, tanpa sepengetahuan dari Yahudi, sebab LAI telah menggantikan kata Allah, yang bukan kepercayaan miliknya Yahudi. Sebab kepercayaanya Yahudi dengan menyebut Elohim. Oleh karena itu disini LAI telah melakukan pelanggaran, yang antara lain :
1. LAI tidak mengakui bahwa Elohim itu ada (Keluaran 20:2) yang adalah Kepercayaannya Yahudi.
2. LAI mengumbar pemikiran bahwa ada elohim lain selain Elohim yang Kekal (Keluaran 20:3) yang adalah Kepercayaannya Yahudi.
3. LAI menghujat Elohim (Keluaran 22:28) yang adalah Kepercayaannya Yahudi.
4. LAI tidak menguduskan Nama Elohim (Imamat 22:3) yang adalah Kepercayaannya Yahudi.
5. LAI telah menajiskan Nama Elohim (Imamat 22:32) yang adalah Kepercayaannya Yahudi.
6. LAI tidak mengakui bahwa Elohim itu Esa, Kesatuan yang sempurna (Ulangan 6:4) yang adalah Kepercayaannya Yahudi.
7. LAI tidak mengasihi Elohim (Ulangan 6:5) yang adalah Kepercayaannya Yahudi.
8. LAI tidak takut akan Elohim dengan rasa hormat (Ulangan 6:13) yang adalah Kepercayaannya Yahudi.
9. LAI telah dan mencobai Elohim (Ulangan 6:16) sepanjang sejarah yang selama telah dirubah-Nya, yang adalah Kepercayaannya Yahudi.
10. LAI tidak menuruti jalan-jalan-Nya yang baik dan benar (Ulangan 28:16) dari seluruh Ketetapan-Nya, yang adalah Kepercayaannya Yahudi.
Kitab TORAH adalah Kitab Yahudi yang memuat dasar - dasar perintah- Hukum dan Keselamatan (ada tersirat Keselamatan di Kejadian 1:26-27 hingga penggenapan di PB) yang berkembang hingga Kitab Wahyu. Jadi dasarnya disini adalah dengan sebutan-Nya Elohim (TORAH) , maka seluruhnya haruslah dituliskan dengan Elohim, bukannya dengan Allah! Ada tertulis : Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Yohanes 4:22
Tidak ada kata Allah pada zamannya Arab pra-Islam, maka alasanya LAI tidaklah terbukti! Dan Kristen telah BERKIBLAT ke zamannya pra-islam wilayahnya Arab, oleh ulahnya LAI. Maka manakah Ilah yang dimaksudkan oleh LAI, yang telah dituliskan di dalam seluruh Kitab Suci-Nya disini dengan kata Allah. Sebab LAI mengatakan Allah sesembahannya Islam bukanlah Allahnya Kristen, dan Kristen tunduk dan takluk dari informasinya orang-orang Kristen Arab. Dan sebab juga ettmologynya kata Allah terbentuk dari dua kata : kata Al dan kata Ilah, dan semuanya kata baik kata Allah, kata Al dan kata Ilah, semuanya berasal dari bahasa Arab.
Jadi janganlah sdra-sdri dan khususnya LAI disini yang hanyalah mendengar kata “Ilah” terus LAI mengatakan itu adalah Allah, disitulah kelirunya LAI. Maka LAI telah mengarahkan Kristen BERKIBLAT ke zamannya pra-islam wilayahnya Arab! Sebab alasannnya LAI kata Allah telah ada di zamannya Pra Islam. Kata Ilah tidaklah sama artinya dengan kata Allah, disitulah kelirunya LAI.
Berikut ini nama Ilah-Ilah atau dewa-dewa bagian dari kepercayaan agama politeistik di wilayahnya Arab pra-Islam. Dan dari daftarnya ilah-ilah disini saja, tidak ada kata Allah, disitulah kelirunya LAI.
Dari pernyataanya LAI pada menit 5:10-5:15 : "dari proses penyerapan kata Allah, yang awalnya digunakan di lingkungan Umat Kristiani Berbahasa Arab. Itu tidak berbeda dengan proses penyerapan kata ‘El’ dan semitik kuno.
Jadi masing-masing kepercayaannya dalam bangsa semitik itu berbeda-berbeda yang ditujukan!
Sedangkan LAI itu menggunakan sesembahan kata dari bangsanya Arab, maka seluruhnya Kiitab Suci-Nya disini, miliknya Arab, sebab kata Allah itu telah dijadikan sesembahannya bagi Kristen oleh LAI, dan karena itu yang dinamakan Kristen bukannya lagi disebut Kristen!
1. Jadi secara Administrasi, LAI sudah membuat keributan diantara dua kepercayaan itu, masih dalam konteks secara ADMINSTRASI. Dan hasil dari Administrasi, expresinya mereka disini, dan LAI sudah mengakui bahwa kata Allah itu miliknya bangsa Arab dan bukannya milik Kristen – Yahudi.
2. LAI sudah membuat agama baru, jadi bukannya lagi Kristen, karena :
a. Sesembahannya orangnya Arab, yang telah digunakan dengan kata Allah itu.
b. Ajarannya Yahudi- TORAH Kitab Kejadian hingga KItab Keluaran dst (5 Kitab) ditiadakan oleh LAI, dan LAI mengarahkan kepada sesembahannya orang Arab.
c. Ajarannya Kristen penggenapan mulai Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu, ditiadakannya LAI, sebab LAI menggarakannya juga kepada sesembahannya orang Arab.
d. Sedangkan Arab menolak dari ajarannya Kristen, dan termasuk ajarannya Yahudi,
e. Jadi disini LAI menciptakan Agama baru, bukan Yahudi, bukan Kristen, bukannya Arab.
f. Sesembahannya orang Arab, tetapi ajarannya Yahudi - Kristen, itu yang telah dibuatkan oleh LAI, jadilah Agama baru, bukan Yahudi, bukan Kristen dan bukan juga Arab!
Jadi penerjemah YANG BAIK DAN YANG BENAR dalam menerjemahkan itu ada syaratnya yang harus diperhatikan, khususnya sebutan-Nya dan Nama-Nya Yang Maha Kuasa, itu tidaklah boleh dirubah, dan dengan tidak menginteferensi menggunakan nama dari kepercayaanya tertentu yang bukannya miliknya Yahudi - Kristen. Sebab ada Sebutan dan ada Nama yang sudah tertulis di dalam seluruh Kitab Suci-Nya disini, yang ada artinya dan ada dasar-dasar hukum-Nya, yang wajib bagi Yahudi - Kristen untuk menyebut-Nya dengan sebutan Elohim!
on Sabtu, 24 Juli 2021
|
A comment?
0 responses to “LAI membuat Agama baru”